Kuota impor dan ekspor minyak dikeluarkan secara longgar dan ketat

Kementerian Perdagangan baru saja mengeluarkan kuota impor minyak mentah non BUMN gelombang kedua pada 2023, dengan total kuota 111,82 juta ton.Sejauh ini, dua batch pertama telah mengeluarkan total 131,82 juta ton, turun 18,5% dibandingkan dengan dua batch pertama tahun lalu.

Data menunjukkan bahwa jumlah total dua batch pertama proyek penyulingan tradisional dan penyulingan swasta dan integrasi bahan kimia tahun ini telah menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Dalam hal penyulingan tradisional, di bawah promosi berkelanjutan dari konversi energi kinetik lama dan baru, total 26,96 juta ton kapasitas produksi terbelakang telah dihilangkan dalam tiga tahun terakhir, dan kuota minyak mentah impor telah dikurangi sebesar 13 juta ton, terhitung 71% pada 2020 menjadi 56% tahun ini.Karena kapasitas kilang tradisional cenderung stabil, ruang pengurangan kuota impor minyak mentah di masa depan terbatas;Dalam hal proyek penyulingan dan integrasi bahan kimia swasta, Zhejiang Petrochemical dan Shenghong hanya mengeluarkan 50% kecuali Hengli, dan masih ada sekitar 29 juta ton ruang tambahan pada paruh kedua tahun ini, jadi proporsi penyulingan besar dan bahan kimia swasta perusahaan masih diperkirakan akan sedikit pulih di periode selanjutnya.

"Dari perspektif rasio distribusi, setelah dua batch pertama kuota impor minyak mentah mendarat pada tahun 2023, meskipun rasio distribusi secara keseluruhan sedikit menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tren umum pada dasarnya sesuai dengan undang-undang sebelumnya."Kata analis minyak bahan bakar Jin Lianchuang, Zhou Mi.

Zhou Mi mencontohkan, secara keseluruhan, pasca perubahan kapasitas produksi lama dan baru pada tahun-tahun sebelumnya, masih ada beberapa perubahan baru dalam tren distribusi kuota impor minyak mentah tahun ini.“Misalnya, penyulingan tradisional cenderung stabil, dan laju pertumbuhan perusahaan penyulingan besar dan kimia swasta melambat, dan proporsi keduanya tetap pada level 64 poin. Dalam 1-2 tahun ke depan, setelah Proyek Pulau Yulong di Provinsi Shandong sepenuhnya dimasukkan ke dalam produksi, penyulingan besar swasta dan eselon kimia masih diharapkan untuk mendapatkan apresiasi kuota 10 juta ton Pada saat itu, empat perusahaan penyulingan dan kimia besar swasta akan memperoleh hampir 100 juta ton minyak mentah kuota minyak, sementara jumlah penyulingan tradisional akan stabil, tetapi pangsa pasar akan menurun lagi. "

Sementara kuota impor minyak mentah diperketat, kuota ekspor minyak sulingan meningkat tajam.Tahun ini, kuota ekspor gelombang pertama mencapai 18,99 juta ton, naik 5,99 juta ton year on year.Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, berbagai entitas ekspor juga meningkat dengan derajat yang berbeda-beda.Dibandingkan dengan masa ketika kebijakan ekspor diperketat dengan gencar pada awal Rencana Lima Tahun ke-14, belakangan ini cenderung longgar.Kuota impor minyak mentah dan kuota ekspor minyak sulingan juga menunjukkan kelonggaran dan keketatan secara keseluruhan.

Di bawah persyaratan target "karbon ganda", penyesuaian industri penyulingan telah diperdalam sejak "Rencana Lima Tahun ke-14".Pada saat yang sama, situasi epidemi global yang suram pada 2020-2021 menyebabkan permintaan eksternal menyusut.Di bawah pengaruh berbagai faktor, kuota ekspor minyak olahan mengucapkan selamat tinggal pada pertumbuhan positif.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2021 kuota ekspor turun tajam, dengan penurunan lebih dari 30%.Pada tahun 2022, kebijakan ekspor diperketat sebelum dilonggarkan, dan tren pengetatan juga dipertahankan pada tiga triwulan pertama.Penurunan pada gelombang pertama hingga ketiga diperluas lagi menjadi 40%.Pada akhir tahun 2022, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti peningkatan ekonomi, stabilisasi perdagangan luar negeri, dan penyesuaian permintaan domestik yang lemah akibat wabah, Kementerian Perdagangan berkonsentrasi pada penambahan dua batch kuota, dan batch terakhir berukuran besar.Setelah peningkatan yang substansial, jumlah totalnya pada dasarnya sama dengan tahun 2021, dengan sedikit penurunan sebesar 0,9% year-on-year.

“Meskipun kuota ekspor masih sedikit menurun di tahun 2022, terlihat bahwa tingkat pengetatan kebijakan telah melambat. Memasuki tahun 2023, melanjutkan tren di kuartal keempat tahun lalu sampai batas tertentu, dan kuota gelombang pertama naik hampir 50% dari tahun ke tahun, yang juga membuktikan hal ini." Xu Peng, seorang analis produk minyak sulingan Jinlianchuang, mengatakan bahwa karena perubahan besar dalam batch dan jumlah kuota yang dikeluarkan dalam dua tahun terakhir, ada ketidakpastian besar dalam kuantitas tahunan.

Xu Peng memperkirakan bahwa sesuai dengan prinsip mempertahankan kebijakan pengurangan ekspor asli tidak berubah selama periode "Rencana Lima Tahun ke-14" dan tren penghematan yang cukup longgar, kuota tahunan tahun ini tidak akan lebih tinggi dari 37,25 juta ton pada tahun 2022 , dan jumlah total yang dikeluarkan akan mendekati 37 juta ton.“Jika stabilisasi perdagangan luar negeri masih menjadi titik awal yang penting, kemungkinan pelonggaran ekspor lebih lanjut tidak akan dikesampingkan, dan diperkirakan akan melampaui level 2022 saat itu. Berdasarkan dua kemungkinan tersebut, diasumsikan kisaran kuota indikator pada 2023 akan berada di kisaran 37-40 juta ton, dan akan ada 18-20 juta ton kuota pada periode selanjutnya," kata Xu Peng.

Menurut orang dalam industri, dari perspektif sepanjang tahun, dua kilang Jieyang dan Shenghong telah resmi dioperasikan tahun ini.Menurut beban stabil, diperkirakan mereka akan menyumbang sekitar 13 juta ton sumber daya minyak sulingan hingga tahun 2023. Pada saat yang sama, minyak mentah internasional terlepas dari harga minyak yang tinggi, dan dampak dari situasi epidemi yang ditumpangkan adalah jelas berkurang.Pengoperasian perusahaan minyak dalam negeri diperkirakan akan kembali stabil, dan beban keseluruhan akan pulih dengan probabilitas tinggi, yang selanjutnya mendorong pertumbuhan output.

Xu Peng percaya bahwa dengan diperkenalkannya kebijakan optimalisasi ekonomi, 2023 diharapkan menjadi tahun pemulihan setelah epidemi, tetapi dibandingkan dengan hasil minyak sulingan, kecepatan dan tingkat pemulihannya mungkin kurang dari itu.Ekspor diharapkan untuk menyesuaikan kontradiksi fundamental dalam negeri, membantu perusahaan minyak ekspor menciptakan efisiensi dan meningkatkan pendapatan, dan pada saat yang sama memiliki efek penyesuaian positif pada pasar minyak dalam negeri.